Kak Hermanto dari Superbook Indonesia yang menjadi salah satu trainer menyampaikan soal hati dalam melayani anak - anak dan bagaimana cara kita memandang mereka
Pada tanggal 13 - 14 April, Yayasan Sungai Kasih mengadakan Training Guru bertempat di Rumah Kasih Pontianak.
Adapun peserta training adalah para guru yang mengajar di Rumah Kasih Pontianak dan Rumah Kasih Singkawang.
Dalam training tersebut Ibu Priskila Linda selaku pendiri dan ketua Yayasan Sungai Kasih membagikan kisah sewaktu awal Rumah Kasih Pontianak berdiri pada awal tahun 2010.
Dihadapan para guru, Ibu Linda mengisahkan dulu ada seorang guru bahasa Mandarin yang sudah berusia lanjut, sudah seumuran kakek - kakek dimana pendengarannya sudah berkurang, namun memiliki hati untuk mengajar dan melayani. Salah satu tantangan saat itu adalah menghadapi anak - anak yang ribut di kelas. Secara manusia kita pasti kesal jika anak - anak membuat keributan di kelas namun ketika ditegur bukan malah diam dan tertib, tetapi semakin ribut dan tidak bisa diatur.
Disitulah Ibu Linda mendengar seperti Tuhan berbicara dalam hatinya, "Jangan sekali - kali kamu menyentuh (menjewer) secara fisik anak - anak tersebut. Apabila sekali kamu lakukan hal itu, maka anak - anak tersebut tidak akan kembali lagi ke Rumah Kasih."
Suara Tuhan itu begitu membekas di hatinya. Sehingga beliau selalu mengingatkan ke para guru agar memiliki hati Kristus, hati yang mengasihi dan penuh belas kasihan.
Dalam training tersebut, Ibu Linda menyampaikan betapa pentingnya hubungan pribadi kita dengan Tuhan agar impartasi Allah bisa kita alami.
Sementara Kak Hermanto dari Superbook Indonesia yang menjadi salah satu trainer menyampaikan soal hati dalam melayani anak - anak dan bagaimana cara kita memandang mereka. Selain itu kita juga perlu belajar tentang psikologis anak dari berbagai tingkat usia dan beberapa tips menghadapi anak - anak di lapangan.
Para guru juga diajarkan agar up to date mengikuti perkembangan zaman, termasuk dalam pemilihan lagu dan kreatifitas dalam mengajar.
Terakhir, para guru diingatkan untuk selesai dengan diri sendiri, kemudian baru dapat melayani orang lain ( dalam hal ini anak - anak) secara maksimal.
Sampai jumpa dalam training guru berikutnya.