Semangat Then Miau Fung

Written on 04/05/2019
Alisan Jaya

1
Then Miau Fung diajarkan oleh kakak-kakak di Rumah Kasih untuk memaafkan teman-temannya dan ada kelebihan yang Tuhan berikan kepadanya.


Ada sebuah keluarga besar yang tinggal di Desa Kopisan,  Singkawang. Mereka memiliki 8 orang anak dan 2 diantaranya cacat.  Kedua anak tersebut bernama Then Miau Fung (berusia 15 tahun, kelas 4 SD) dan Then Miau Lang (berusia 14 tahun , tidak sekolah). Selain cacat fisik, Then Miau Fung dan Then Miau Lang juga mengalami keterbelakangan dalam hal pendidikan dan mengontrol emosi.

Then Miau Fung, kakinya diamputasi. Saat berusia 2 tahun, ia diajak oleh abangnya yang bekerja di tempat penggilingan padi. Saat abangnya sedang sibuk bekerja Then Miau Fung bermain-main di area penggilingan, sehingga kaki sebelah kanannya masuk dalam mesin penggilingan. Ia meraung dan berteriak kesakitan, karena kaki kanannya remuk. Kakinya kemudian diamputasi dan ia harus memakai kaki palsu.



Kondisi ini membuat Then Miau Fung sering diejek oleh anak-anak di lingkungan sekitar, membuatnya mudah sekali emosi, pendendam dan tidak ingin bersekolah. Setelah tahu ada Rumah Kasih di Desa Kopisan, orangtuanya mengantarnya untuk belajar di Rumah Kasih. Awal belajar di Rumah Kasih Then Miau Fung sering ribut dengan anak-anak lain karena ia sering diejek. Namun sekarang anak-anak sudah bisa belajar menerima kondisi Then Miau Fung, dikarenakan Then Miau Fung diajarkan oleh kakak-kakak di Rumah Kasih untuk memaafkan teman-temannya dan ada kelebihan yang Tuhan berikan kepadanya. Anak-anak Rumah Kasih diajarkan untuk saling mengasihi tanpa memandang fisik seseorang.



Then Miau Fung rajin mengikuti kegiatan les dan Sabtu Ceria dan raut wajahnya sekarang juga sudah terlihat sukacita. Dia juga mengajak adiknya Then Miau Lang untuk mengikuti les dan Sabtu Ceria di Rumah Kasih. Meskipun adiknya cacat dan tidak dapat berbicara, tetapi memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Terbukti saat ini Then Miau Lang rajin datang untuk belajar , selalu datang paling awal, saat bertemu orang biasa memberikan salam, sekarang sudah bisa menulis dan mulai bisa membaca meskipun baru sedikit. Karena kakak-kakak selalu mendidik anak-anak untuk saling mengasihi, setiap kita berharga di mata Tuhan dan dibalik kekurangan kita pasti ada kelebihan.