Kisah Anak-Anak Rumah Ceria

Written on 03/05/2019
Alisan Jaya


Dengan kehadiran Rumah Ceria di Pontianak maupun Singkawang, membawa berkat tersendiri bagi keluarga-keluarga yang kurang mampu untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak nya.

Cerita Kasih edisi kali ini mengangkat kisah anak-anak yang mengalami perubahan sejak mengikuti kegiatan belajar dan pembinaan karakter di Rumah Ceria. 



KISAH 4 BERSAUDARA

Ayen (umur 12 tahun, kelas 5 SD), Phe Ing (umur 11 tahun, kelas 5 SD), Angen (umur 8 tahun, kelas 1 SD) dan Hong Wei (5 tahun belum sekolah). Mereka total 5 bersaudara karena ada 1 orang kakak yang sudah duduk di kelas 1 SMP. 

Ayen dan ke-3 saudaranya aktif mengikuti kegiatan belajar di Rumah Ceria Hanura 2 (Pontianak) sejak dari awal buka. Mereka tinggal dekat dengan Rumah Ceria. Kondisi keluarganya sangat memprihatinkan.  Ayahnya sudah sejak 1 tahun belakangan ini tidak bekerja karena sakit jantung dan paru-paru. Sementara ibunya sejak ayahnya sakit, berjualan sayur keliling dengan memakai sepeda karena harus menghidupi keluarganya. Karena hasil berjualan sayur keliling tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga, dengan terpaksa ibunya merantau ke Jakarta untuk mencari nafkah yang lebih baik. Ayen beserta kakak dan adiknya belajar mandiri, mereka bisa mencuci baju, memasak serta mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. 

Karena keadaan mereka yang sangat memprihatinkan, Ayen dan saudara-saudaranya sering kali mendapat hinaan dari teman-temannya, contohnya: mereka sering diejek miskin dan bau. Saat diejek oleh teman-temannya Ayen akan marah. Kakak-kakak di Rumah Ceria mengetahui hal tersebut, memberikan bimbingan, memberikan semangat serta menekankan nilai-nilai positif kalau mereka berharga di mata Tuhan. 



Puji Tuhan sekarang mereka mulai berubah, mereka hanya tersenyum saat ada temannya yang mengejek. Karena mendapat bimbingan  pelajaran sekolah dan karakter serta kasih sayang dari kakak-kakak Rumah Ceria,  nilai pelajaran di sekolah mereka menjadi lebih baik bahkan ayahnya sendiri mengakui dan mendorong mereka rajin belajar di Rumah Ceria.



JIT SIAN

Namanya Jit Sian, umur 12 tahun, duduk di kelas 3 SD. 

Jit Siang bergabung di Rumah Ceria Saliung, sejak awal Rumah Ceria dibuka. Jit Sian mengalami perubahan yang positif. Dulu dia sangat nakal, sering tidak datang belajar dan tidak mau mendengarkan kalau dinasehati. Puji Tuhan berkat kesabaran dari Kakak-Kakak yang membina dan mengasihi Jit Siang, sekarang dia  sudah mulai berubah, sudah mulai tidak nakal, rajin mengikuti kegiatan di Rumah Ceria dan selama Hari Ceria sudah tidak banyak bermain-main seperti dulu. 

Pada saat team dari Jakarta melakukan kunjungan ke Rumah Ceria Saliung, kami melihat sendiri bagaimana Jit Sian sangan meresponi pelajaran yang dibawakan kakak pendidik nya. Jit Sian juga tidak malu untuk bertanya jika ada pelajaran yang tidak dimengerti nya.

“Terus rajin dan jadi anak baik ya, Jit Sian.”



ANDINI

Namanya Andini, umur 11 tahun, duduk di kelas 5 SD. 

Andini mengikuti kegiatan belajar di Rumah Ceria Jeruju sudah hampir 1 tahun. Kelakuan Andini seperti laki-laki, suka berteriak-teriak dan melawan. Awalnya nilai pelajarannya juga pas-pasan karena ia malas belajar.

Sejak rajin datang belajar di Rumah Ceria, nilainya jauh semakin lebih baik. Mamanya sangat senang karena nilai Andini di sekolah semakin bagus dan sangat berterima kasih atas adanya Rumah Ceria. Andini tetap mendapat bantuan pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar dari sekolah Andini karena ternyata Andini dapat ranking 3. Setiap pulang les, Andini sering cerita ke mamanya tentang les di Rumah Ceria. Sekarang Andini sering membantu kakak yang mengajar untuk menenangkan teman-temannya kalau ada yang ribut dan juga semakin tahu etika dan sopan santun.



MESSY

Namanya Messy, umur 12 tahun kelas 6 SD. 

Messy berasal dari keluarga yang broken home dan tinggal di lingkungan yang tidak sehat. Karena lingkungan sekitarnya, Messy juga akhirnya terpengaruh dengan pergaulan yang tidak baik. Ia suka berpakaian yang minim dan kurang sopan. Messy mengenal Rumah Ceria Jeruju karena diajak oleh Andini. Awalnya Messy tidak serius belajar, saat datang ke Rumah Ceria suka kasar dengan teman-temannya. 

Namun dengan berjalannya waktu, Messy mengalami banyak perubahan. Dia semakin rajin belajar. Sejak ikut les, Messy mulai menyukai pelajaran matematika yang sebelumnya dia tidak suka. Awalnya Messy tidak bisa pembagian. Namun sekarang sudah bisa. Setiap les, Messy datang lebih awal dan membantu mempersiapkan segala sesuatunya sebelum dan selama les berjalan. Messy merasa sangat senang bisa memiliki banyak teman di les.


PENUTUP

Dengan kehadiran Rumah Ceria di Pontianak maupun Singkawang, membawa berkat tersendiri bagi keluarga-keluarga yang kurang mampu untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak nya. Cerita tentang Ayen dan 3 saudara nya memperlihatkan bagaimana keluarga yang sangat minim dari segi ekonomi terbantu sehingga anak-anak nya mendapatkan bimbingan belajar yang baik.

Bukan hanya bimbingan belajar, namun pembinaan karakter yang diberikan para kakak-kakak pendidik (dengan karya Roh Kudus) mampu merubahkan banyak anak-anak yang tadi nya begitu aktif dalam arti negatif, menjadi aktif dalam arti yang positif.

Yang pasti ini bukan karena pekerjaan tangan manusia, namun semua karya Tuhan lah yang membawa anak-anak ini mendapatkan Keselamatan yang sesungguh nya dari Kristus Yesus. Kami percaya mereka adalah Pemimpin Masa Depan. Tuhan Yesus memberkati.